Kadar P2O5 yang terlarut dalam air
LAPORAN LENGKAP
Nama
: Hasanuddin Dg Tawang
Kelas
: III A
Kelompok
: A1.1
Nis
: 124811
Hari/Tanggal
: Senin 11 Mei 2015
Judul Penetapan :
Kadar P2O5 dalam pupuk NPK
Tujuan Penetapan :
Untuk dapat mengetahui kadar P2O5 dalam pupuk NPK
Dasar Prinsip
: Sampel diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl, lalu
dipijarkan
Reaksi
:
Ca(H2PO4)2 + 2H2O→
Ca(OH)2 + 2H3PO4
H3PO4 + MgCl + 3NH4OH →3NH4MgPO4 + 2NH4Cl + 3H2O
2NH4MgPO4 → MgP2O7 + 2NH3 + H2O
Landasan Teori :
"ORTOPHOSPAT"
Dalam
kimia, ortofosfat (bahasa Inggris: orthophosphate, inorganic phosphate, Pi)
atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal
terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dama bentuk ionik, dia
membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.
Fosfat
adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan
fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate
of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5.
Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat
dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan
magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali
kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
Fosfat
komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian
kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit
berasal dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan
millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih
atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
Fosfat
adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air,
tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam .
Fosfat
dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu,
tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P
(fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam
tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit
diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu
diolah menjadi pupuk buatan.
Di
Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan
guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan
tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
Di
Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan
fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah
cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan
conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan
dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui.
Fosfor
merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor
terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa
fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan,
sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat
ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di
sedimen.
Fosfor juga
merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam
ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor
merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai
misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan
fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau
air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap
senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau
terikat di dalam sel organisme air.
Di daerah
pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau
danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai
melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang
mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis
terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis
dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena
baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts,
1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01
mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop.
Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang
tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen
terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem
perairan.
Kegunaan
Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk, dan
secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan
deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6
Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam
lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan perputaran bahan
kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai
pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor
adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya
perputaran kalsium.
Dalam
lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur
fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu
karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi
senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat
digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya
/pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat
yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang
terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut
atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.
Alat
:
Gelas Piala 100 , 300 ml
Gelas Ukur 10 ml
Neraca Digital
Kaki Tiga
Corong
Pengaduk
Cawan Porselin
Tanur
Eksikator
Kertas Saring
Bahan :
Pupuk TSP
Aquadest Panas
NH4Cl 2M
Campuran Magnesia
HCl 1:1
Indikator PP
NH4OH (1:10) & (1:20)
Cara Kerja :
Ditimbang pupuk TSP + 1 g.
Dilarutkan dengan
aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
Saring dengan kertas saring berlipat.
Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL.
Ditambahkan campuran
Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10
berlebih, hingga larutan berwarna merah muda seulas.
Didinginkan dalam es
Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
Endapan dikeringkan
dalam oven (T=1050C)
Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang
hingga bobot tetap.
Menghitung kadar P2O5 dalam air Pengamatan :
Bobot sampel = 5,0352 g
Bobot cawan kosong =18,4325
g
Bobot
cawan + sampel = 18,6372 g
Bobot Abu = 0,2047
g
Perhitungan
:
kadar P2O5 = P2O5/ Mg2P2O7 × Bobot abu/ Bobot Contoh ×100%
= 142/222 × 0,2047/5,0352 ×100%
=2,60
%
Kesimpulan : Berdasarkan hasil perhitungan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa kadar
P2O5 dalam pupuk NPK adalah sebesar 2,60 %.
Daftar Pustaka
:
http://fazri52-smakbo.blogspot.com/2009/04/penetapan-kadar-p2o5-pada-pupuk-tsp.html