Minggu, 10 Mei 2015

kadar P2O5 dalam pupuk NPK


Kadar P2O5 yang terlarut dalam air
LAPORAN LENGKAP

Nama                      : Hasanuddin Dg Tawang
Kelas                      : III A
Kelompok               : A1.1
Nis                          : 124811
Hari/Tanggal           : Senin  11 Mei 2015
Judul Penetapan     : Kadar P2O5 dalam pupuk NPK
Tujuan Penetapan  : Untuk dapat mengetahui kadar P2O5 dalam pupuk NPK
Dasar Prinsip          : Sampel diendapkan dengan NH4OH dengan penambahan NH4Cl, lalu dipijarkan
Reaksi                      :
Ca(H2PO4)2 + 2H2O→  Ca(OH)2 + 2H3PO4
H3PO4 + MgCl + 3NH4OH →3NH4MgPO4 + 2NH4Cl + 3H2O
2NH4MgPO4 → MgP2O7 + 2NH3 + H2O
Landasan Teori       :
"ORTOPHOSPAT"
           Dalam kimia, ortofosfat (bahasa Inggris: orthophosphate, inorganic phosphate, Pi) atau sering disebut gugus fosfat adalah sebuah ion poliatomik atau radikal terdiri dari satu atom fosforus dan empat oksigen. Dama bentuk ionik, dia membawa sebuah -3 muatan formal, dan dinotasikan PO43-.
          Fosfat adalah unsur dalam suatu batuan beku (apatit) atau sedimen dengan kandungan fosfor ekonomis. Biasanya, kandungan fosfor dinyatakan sebagai bone phosphate of lime (BPL) atau triphosphate of lime (TPL), atau berdasarkan kandungan P2O5. Fosfat apatit termasuk fosfat primer karena gugusan oksida fosfatnya terdapat dalam mineral apatit (Ca10(PO4)6.F2) yang terbentuk selama proses pembekuan magma. Kadang kadang, endapan fosfat berasosiasi dengan batuan beku alkali kompleks, terutama karbonit kompleks dan sienit.
          Fosfat komersil dari mineral apatit adalah kalsium fluo-fosfat dan kloro-fosfat dan sebagian kecil wavellite, (fosfat aluminium hidros). Sumber lain dalam jumlah sedikit berasal dari jenis slag, guano, crandallite [CaAl3(PO4)2(OH)5.H2O], dan millisite (Na,K).CaAl6(PO4)4(OH)9.3H2O. Sifat yang dimiliki adalah warna putih atau putih kehijauan, hijau, berat jenis 2,81-3,23, dan kekerasan 5 H.
          Fosfat adalah sumber utama unsur kalium dan nitrogen yang tidak larut dalam air, tetapi dapat diolah untuk memperoleh produk fosfat dengan menambahkan asam .
          Fosfat dipasarkan dengan berbagai kandungan P2O5, antara 4-42 %. Sementara itu, tingkat uji pupuk fosfat ditentukan oleh jumlah kandungan N (nitrogen), P (fosfat atau P2O5), dan K (potas cair atau K2O). Fosfat sebagai pupuk alam tidak cocok untuk tanaman pangan, karena tidak larut dalam air sehingga sulit diserap oleh akar tanaman pangan. Fosfat untuk pupuk tanaman pangan perlu diolah menjadi pupuk buatan.
          Di Indonesia, jumlah cadangan yang telah diselidiki adalah 2,5 juta ton endapan guano (kadar P2O5= 0,17-43 %). Keterdapatannya di Provinsi Aceh, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan NTT, sedangkan tempat lainnya adalah Sumatera Utara, Kalimantan, dan Irian Jaya.
          Di Indonesia, eksplorasi fosfat dimulai sejak tahun 1919. Umumnya, kondisi endapan fosfat guano yang ada ber-bentuk lensa-lensa, sehingga untuk penentuan jumlah cadangan, dibuat sumur uji pada kedalaman 2 -5 meter. Selanjutnya, pengambilan conto untuk analisis kandungan fosfat. Eksplorasi rinci juga dapat dilakukan dengan pemboran apabila kondisi struktur geologi total diketahui.
          Fosfor merupakan salah satu bahan kimia yang sangat penting bagi mahluk hidup. Fosfor terdapat di alam dalam dua bentuk yaitu senyawa fosfat organik dan senyawa fosfat anorganik. Senyawa fosfat organik terdapat pada tumbuhan dan hewan, sedangkan senyawa fosfat anorganik terdapat pada air dan tanah dimana fosfat ini terlarut dia air tanah maupun air laut yang terkikis dan mengendap di sedimen.
         Fosfor juga merupakan faktor pembatas. Perbandingan fosfor dengan unsur lain dalam ekosistem air lebih kecil daripada dalam tubuh organisme hidup. Diduga bahwa fosfor merupakan nutrien pembatas dalam eutrofikasi; artinya air dapat mempunyai misalnya konsentrasi nitrat yang tinggi tanpa percepatan eutrofikasi asalkan fosfat sangat rendah ( Sastrawijaya, 1991). Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis. Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme air.
           Di daerah pertanian ortofosfat berasal dari bahan pupuk yang masuk ke dalam sungai atau danau melalui drainase dan aliran air hujan. Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan detergen yang mengandung fosfat, seperti industri logam dan sebagainya. Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk (tinja) dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya ( Alaerts, 1984). Keberadaan senyawa fosfat dalam air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem perairan. Bila kadar fosfat dalam air rendah (< 0,01 mg P/L), pertumbuhan ganggang akan terhalang, kedaan ini dinamakan oligotrop. Sebaliknya bila kadar fosfat dalam air tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi (kedaaan eutrop), sehingga dapat mengurangi jumlah oksigen terlarut air. Hal ini tentu sangat berbahaya bagi kelestrian ekosistem perairan.
            Kegunaan Fosfor/Fosfat Kegunaan fosfor yang penting adalah dalam pembuatan pupuk, dan secara luas digunakan dalam bahan peledak, korek api, pestisida, odol dan deterjen. Selain itu juga diperlukan untuk memperkuat tulang dan gigi. 2.6 Proses Fosfor / Fosfat Dalam Lingkungan Hidup Perputaran unsur fosfor dalam lingkungan hidup relatif sederhana bila dibandingkan dengan perputaran bahan kimia lainnya, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting yaitu sebagai pembawa energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). Perputaran unsur fosfor adalah perputaran bahan kimia yang menghasilkan endapan seperti halnya perputaran kalsium.
             Dalam lingkungan hidup ini tidak diketemukan senyawa fosfor dalam bentuk gas, unsur fosfor yang terdapat dalam atmosfir adalah partikel-partikel fosfor padat. Batu karang fosfat dalam tanah terkikis karena pengaruh iklim menjadi senyawa-senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah dan dapat digunakan/diambil oleh tumbuh-tumbuhan untuk kebutuhan hidupnya /pertumbuhannnya. Penguraian senyawa organik (tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati serta detergen limbah rumah tangga ) menghasilkan senyawa-senyawa fosfat yang dapat menyuburkan tanah untuk pertanian. Sebagai senyawa fosfat yang terlarut dalam air tanah akan terbawa oleh aliran air sungai menuju ke laut atau ke danau, kemudian mengendap pada dasar laut atau dasar danau.

Alat                    :
Gelas Piala 100 , 300 ml
Gelas Ukur 10 ml
Neraca Digital
Kaki Tiga
Corong
Pengaduk
Cawan Porselin
Tanur
Eksikator
Kertas Saring
Bahan             :
Pupuk TSP
Aquadest Panas
NH4Cl 2M
Campuran Magnesia
HCl 1:1
Indikator PP
NH4OH (1:10) & (1:20)
Cara Kerja       :

Ditimbang pupuk TSP + 1 g.
 Dilarutkan dengan aquadest kedalam gelas piala kemudian dipanaskan.
Saring dengan kertas saring berlipat.
Endapan dicuci dengan 3×10 ml aquadest panas
Filtrat ditampung lalu, ditambahkan NH4Cl 2M + 10 mL.
 Ditambahkan campuran Magnesia 10 mL, jika keruh ditambahkan HCl 1:1 hingga larut
Dibubuhi indikator PP kemudian endapkan dengan NH4OH 1:10 berlebih, hingga larutan berwarna merah muda seulas.
 Didinginkan dalam es
Lalu, disaring dan dicuci hingga bebas Cl- dengan NH4OH 1:20
 Endapan dikeringkan dalam oven (T=1050C)
Endapan diperarang, dipijarkan, didinginkan, dan timbang hingga bobot tetap.
Menghitung kadar P2O5 dalam air                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pengamatan     :
    Bobot sampel                                 =  5,0352    g                         
     Bobot cawan kosong                 =18,4325 g
     Bobot cawan + sampel               = 18,6372   g
     Bobot Abu                                       =  0,2047    g
Perhitungan      : 
       kadar P2O5   = P2O5/ Mg2P2O7  × Bobot abu/ Bobot  Contoh  ×100%            
                            = 142/222 × 0,2047/5,0352 ×100%
                                =2,60 %
         Kesimpulan      : Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa                                       kadar P2O5 dalam pupuk NPK adalah sebesar 2,60 %.

        Daftar Pustaka :
                     http://fazri52-smakbo.blogspot.com/2009/04/penetapan-kadar-p2o5-pada-pupuk-tsp.html

kadar asam bebas


Penetapan Kadar Asam Bebas dalam Pupuk TSP dan ZA
LAPORAN LENGKAP

Nama                 : Hasanuddin Dg Tawang
Kelas                  : III A
Kelompok            : A1.1
Nis                     : 124811
Hari / Tanggal     : Senin 11 mei 2015
Judul Penetapan   : Kadar Asam Bebas dalam Pupuk ZA
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui kadar asam bebas dalam pupuk ZA
Dasar Prinsip       : Keasaman bebas dapat ditentukan dengan cara titrasi langsung dengan larutan NaOH                             0,1N dengan indikator BTB dan SM
Landasan Teori    :
"PUPUK ZA"
Pupuk Za adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi tambahan haranitrogen danbelerang bagi tanaman. Nama Za adalah singkatan dari istilah bahasa Belanda ‘zwavelzure ammoniak’, yang berarti Ammonium Sulfat (NH4SO4).
Ammonium Sulfat bila dalam keadaan murni berwarna putih garam dengan bentuk kristal. Wujud pupuk ini juga berbentuk butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini bersifat higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk Urea. Namun dalam perdagangannya, Ammonium Sulfat berwarna putih dan tergantung pada bahan pencampur yang terkandung didalamnya seperti kelabu, kemerah-merahan, kekunung-kuningan, biru tua atau bahkan kadang berwarna semu Ammonium Sulfat karena adanya kandungan H2SO4 bebas, garam-garam mineral dan uap air.
Karena ion Sulfat larut secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam penyimpanan dan pemakaiannya.
Reaksi kerja pupuk Za agak lambat sehingga cocok untuk pupuk dasar. Sifat reksinya asam, sehingga tidak disarankan untuk tanah ber-pH rendah. Selain itu, pupuk ini sangat baik untuk sumber Sulfur. Lebih disarankan dipakai didaerah panas.Pupuk Za yang diperdagangkan dalam bentuk kristal, umumnya berwarna putih, tapi ada juga yang berwarna abu-abu, biru kabuan dan kuning, tergantung kepada pembuatannya.
Ammonium sulfat merupakan jenis pupuk nitrogen yang paling sering dipakai dalam perdagangan karena hidrolisa ion NH4+ ini sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan tanaman.
Banyak proses yang digunakan dalam produksi Ammonium Sulfat, penggolongannya tersebut berdasarkan atas bahan baku yang digunakan, proses-proses tersebut diantaranya:
     Proses yang menggunakan bahan baku (by product) dari pembuangan gas Kokas.
  . Proses konversi Kalsium Sulfat alam (gibs) atau Kalsium Sulfat by produk(yang diambil dari pabrik asam Phosphate).

c.             Proses dengan reaktan murni, seperti Ammonia yang diperoleh dari Ammonia plant dan Asam Sulfat dari pross kontak. Pada proses dengan reaktan murni ini, ada bermacam-macam prosesnya.
Proses dasar cyclenya sama tetapi untuk menyatukan perbedaan secara teknis diperlukan suatu proses penyempurnaan. Yaitu dengan adanya proses netralisasi antara Ammonia dan Asam Sulfat lalu terjadi kristalisasi dengan tekanan vakum. Netralisasi akan terjadi pada temperature yang lebih rendah dibandingkan bila operasi dilangsungkan pada tekanan atmosphere.
           Kandungan pupuk Za

Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %.Kandungan nitrogennya hanya separuh dariUrea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini.Terdiri dari senyawa Sulfur dalam bentuk Sulfat yang mudah diserap dan Nitrogen dalam bentuk amoniumyang mudah larut dan diserap tanaman.
           Spesifikasi dari Pupuk Za (SNI 02-1760-2005)

Menurut (SNI 02-1760-2005) pupuk Za memiliki spesifikasi sebagai berikut:
     Nitrogen minimal 20,8%
     Belerang minimal 23,8%
     Kadar air maksimal 1%
     Kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%
     Bentuk kristal
     Warna putih

          Sifat dan keunggulan pupuk Za (SNI 02-1760-2005)

         Tidak higroskopis
         Mudah larut dalam air
         Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan
         Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama
         Dapat dicampur dengan pupuk lain
         Aman digunakan untuk semua jenis tanaman
         Meningkatkan produksi dan kualitas panen
         Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
         Memperbaiki rasa dan warna hasil panen

   Cara Penggunaan Pupuk Za

                  Pupuk ZA sangat dianjurkan sebagai pupuk dasar dan pupuk susulan untuk semua jenis tanaman. (Unsur hara Belerang dibutuhkan tanaman sejak awal pertumbuhan), Pupuk ZA dapat dicampur dengan pupuk yang lain.


          Alat dan Bahan                 :

·         Erlenmeyer
·         Spatula
·         Neraca
·         Pipet tetes
·         Buret
·         Statif

·         Pupuk TSP
·         Pupuk ZA
·         Indikator SM
·         Indikator BTB
·         Aquadest
·         NaOH 0.1 N
·         Kertas pH

Cara Kerja        :

      I. Pupuk ZA
     Ditimbang ±10 gram contoh pupuk kedalam erlenmeyer
     Dibubuhi indikator SM dan H2O pH 5,4
      Dihomogenkan, lalu dititar dengan NaOH 0,1N hingga pH larutan menjadi 5.4 (sindur) 
      Dihitung kadar asam bebas

Pengamatan      :
Bobot contoh pupuk ZA         = 3,0293 gram
Volume penitar ZA  (NaOH 0,0843 N)  =  0,23 ml
Warna larutan sebelum penambahan indicator MM:MB                = Merah muda
Warna larutan setelah penambahan indicator MM:MB = biru toska
Warna larutan setelah tercapai titik akhir                              = hijau toska
Perhitungan       :

I. Pupuk ZA
 Kadar asam bebas = V NaOH × N NaOH × Bst H2SO4/ mg Contoh×100%            
                               =  0,24 x 0,0843 x 98 / 3029,3 x 100 %
                                   = 0,06 %
                              

Kesimpulan             :
Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulakan bahwa:
Kadar Asam Bebas pupuk ZA  = 0,06 %

Daftar Pustaka           :
http://banyuagung.wordpress.com/2009/07/30/fungsi-pupuk-za-bagi-tanaman-kita/
http://www.petrokimia-gresik.com/za.asp
http://eone87.wordpress.com/2010/04/03/jenis-jenis-pupuk-dan-cara-aplikasinya/
http://dc143.4shared.com/doc/M6HNQqXi/preview.html
http://diantox.blogspot.com/2010/01/titrasi-penetralan-dan-aplikasinya-by.html
http://z47d.wordpress.com/2010/09/01/pembuatan-pupuk-buatan/

kadar amonia bebas


Penetapan Kadar Amonia Bebas dalam Pupuk UREA
LAPORAN LENGKAP

Nama                     : Hasanuddin Dg Tawang
Kelas                      : III A
Kelompok               : A1.1
Nis                         : 124811
Hari/Tanggal           :  senin 11 mei 2015
Judul Penetapan      : Kadar amonia bebas dalam pupuk UREA
Tujuan Penetapan    : Untuk mengetahui kadar amonia bebas dalam pupuk UREA
Dasar Prinsip          : Sampel dianalisa dengan metode volumetri dimana larutan sampel dititar dengan                                    larutan HCl 0,02 N
Landasan Teori       :
“Amonia”    
                Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH3. Biasanya senyawa ini didapati berupa gas dengan bau tajam yang khas (disebut bau amonia). Walaupun amonia memiliki sumbangan penting bagi keberadaan nutrisi di bumi, amonia sendiri adalah senyawa kaustik dan dapat merusak kesehatan. Administrasi Keselamatan dan Kesehatan Pekerjaan Amerika Serikat memberikan batas 15 menit bagi kontak dengan amonia dalam gas berkonsentrasi 35 ppm volum, atau 8 jam untuk 25 ppm volum.[5] Kontak dengan gas amonia berkonsentrasi tinggi dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan bahkan kematian.[5] Sekalipun amonia di AS diatur sebagai gas tak mudah terbakar, amonia masih digolongkan sebagai bahan beracun jika terhirup, dan pengangkutan amonia berjumlah lebih besar dari 3.500 galon (13,248 L) harus disertai surat izin.[6]
                Amonia yang digunakan secara komersial dinamakan amonia anhidrat. Istilah ini menunjukkan tidak adanya air pada bahan tersebut. Karena amonia mendidih di suhu -33 °C, cairan amonia harus disimpan dalam tekanan tinggi atau temperatur amat rendah. Walaupun begitu, kalor penguapannya amat tinggi sehingga dapat ditangani dengan tabung reaksi biasa di dalam sungkup asap. "Amonia rumah" atau amonium hidroksida adalah larutan NH3 dalam air. Konsentrasi larutan tersebut diukur dalam satuan baumé. Produk larutan komersial amonia berkonsentrasi tinggi biasanya memiliki konsentrasi 26 derajat baumé (sekitar 30 persen berat amonia pada 15.5 °C).[7] Amonia yang berada di rumah biasanya memiliki konsentrasi 5 hingga 10 persen berat amonia.
Amonia umumnya bersifat basa (pKb=4.75), namun dapat juga bertindak sebagai asam yang amat lemah (pKa=9.25).


“Nitrat “

        Nitrat merupakan bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrient utama bagi pertumbuhan tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah larut didalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan. Nitrifikasi merupakan proses oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat adalah proses yang sangat penting dalam siklus nitrogen dan berlangsung pada kondisi aerob. Oksidasi ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri Nitrosomonas, sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh Nitrobacter (Effendi, 2003).

        Nitrat merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan selanjutnya dikonversi menjadi protein. Proses konversi yaitu: NO3- + CO2 + tumbuhan + cahaya matahari → protein

        Nitrat dalam tanah diperlukan tanaman untuk pertumbuhan. Lebih dari 90% N diserap tanaman dalam bentuk nitrat. Sumber N adalah pupuk, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. (pupuk kimia). Nitrogen dalam kedua jenis pupuk tersebut adalah bentuk ammonium ( NH4+). Dan kemudian cepat diubah menjadi nitrat dalam tanah.

       Oleh karena itu, pemberian pupuk yang berlebihan akan meningkatkan kandungan nitrat dalam tanaman. Pembuangan kotoran kandang terus menerus tanpa melalui saluran khusus ke dalam tanah akan mengakibatkan peningkatan ammonia dalam tanah. Selanjutnya melalui nitrifikasi terjadi pemebntukan nitrat-nitrit dari ammonia dalam tanah yang kemudian diserap oleh tanaman ( Cassel dan Barao,2000).

·         Sifat Fisik dan Struktur Kimia Senyawa Nitrat dan Nitrit

        Nitrat dibentukm dari asam nitrit yang berasal dari amonia melalui proses kataitik.Nitrit merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen bentuk pertengahan dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit merupakan komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen. Nitrat mengikat tiga atom oksigen dan nitrit mengikat dua atom oksigen.
         kondisi yang normal baik nitrit ataupun nitrat adalah komponen yang stabil.Tetapi dapat meledak pada suhu tinggi. Biasanya karena adanya ion klorida, bahan metal, bahan organik akan mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Apabila kebakaran tempat penyimpanan nitrat atau nitrit sangat berbahaya karena dapat menjadi gas beracun. Bentuk dari nitrat dan nitrit tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan bersifat higroskopis (Sutiyoso, 2009).

·         Sumber Nitrat

        Nitrat berasal dari nitrogen yang bersumber dari pupuk pertanian . Pupuk jenis urea dan NPK mengandung nitrogen yang sangat tinggi. Unsur Nitrogen sangat diperlukan dalam jumlah yang besar untuk pembentukan protein, sintesis klorofil dan proses metabolisme. Kekurangan nitrogen akan mengurangi efisiensi pemanfaatan matahari serta serapan unsur hara sehingga mengakibatkan tanaman tidak tumbuh sempurna (Sutiyoso, 2009).
       Pada daerah pertanian ammonia yang dihasilkan oleh kotoran hewan, sebagian akan naik ke atsmosfer dan sebagian dikonversi oleh mikroba tanah menjadi nitrat yang larut dalam air. Karena nitrat sifatnya mudah bergerak sehingga merupakan polutan utama didalam air. Secara alami nitrat didalam air tanah sangat kecil. Akan tetapi kegiatan pertanian, peternakan, ataupun limbah domestik unsur tersebut dijumpai dalam jumlah yang besar(Tupamahu,1997).
Menurut Steenvooden (Ompusunggu, 2009) didalam air kandungan nitrat berasal dari kegiatan limbah industri, septik tank,limbah kotoran hewan, dan limbah dari alat angkutan air seperti kapal dan perahu.

·         Nitrifikasi

Peristiwa terbentuknya nitrat dan nitrit di tanah dilakukan oleh bakteri Nitrobacter dan bakteri Nitrococus.
- Bakteri nitrococcus adalah sebagai bakteri pengubah ammonia menjadi nitrit. Prosesnya adalah sebagai berikut:
 2NH3- +3O2 → 2NO2 - + 2H+ + 2H2O
- Bakteri nitrobacter adalah sebagai bakteri pengubah nitrit menjadi nitrat. Prosesnya yaitu :
 2NO2- + O2 → 2NO3-

Ada beberapa parameter yang mempengaruhi proses Nitrifikasi.Parameter yang mempengaruhi proses nitrifikasi (Novotny dan Olem, 1994) adalah :
1. Pada oksigen terlarut < 2 mg/liter, reaksi akan berjalan lambat
2. Nilai pH yang optimumadalah 8-9
3. Bakteri yang melakukan nitrifikasi menempel pada sediment dan pada bahan padatan lain                                                                                                                             4.Kecepatan pertumbuhan bakteri nitrifikasi lebih lambat daripada bakteri heterotof          5. Suhu optimum proses nitrifikasi adalah 200C - 250C
        Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian digunakan oleh tumbuh-tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu nitrat dikeluarkan kembali ke lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai akan mengubah nitrat yang berbentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu nitrat juga dapat diubah menjadi nitrit pada traktus digestivus manusia dan hewan. Dan bakteri di lingkungan akan mengubah nitrit menjadi nitrogen.
          
            Nitrit juga dapat menyebabkan penurunan tekanan darah karena efek vasoliditsinya. Gejala klinis yang timbul seperti nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing, dan sianosis dapat muncul dalam jangka waktu beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus ringan sianosis hanya tampak disekitar bibir dan membrane mukosa. Pada keracunan yang berat dapat menyebabkan koma atau tidak sadar, kejang (Ruse M.1999).
Alat                :
Erlenmeyer 250 ml
Neraca Digital
Spatula
Labu Semprot
Pipet Tetes
Buret
Statif
   
 Bahan           :
Pupuk UREA
Indikator MM:Mb (1:1)
Aquadest
HCl 0,02 N
 Pengamatan        :
Bobot Sampel   = 3,0455 g
Volume Penitar =  6,12 ml
Normalitas HCl  =  0,0165 N
Perhitungan        :
  
Kadar NH3 = V HCl × N HCl × Bst NH3/  mg Contoh  ×100%            
                   = 6,12 × 0,0165 ×17 ×/3045,5100%
                   = 0.05 %
Kesimpulan         :  Berdasarkan hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulakan bahwa                                     kadar amonia bebas yang terdapat dalam pupuk UREA adalah sebesar   0,05 %
Daftar pustaka    :