Penentuan pH pada pupuk urea,ZA, dan TSP
LAPORAN LENGKAP
Nama :
Hasanuddin Dg Tawang
Kelas/Nis : XII.A / 124811
Kelompok : A1.2
Tanggal Mulai : 19
April 2015
Tanggal Selesai : 19
April2015
Judul Penetapan : Penentuan pH pupuk TSP, Urea , ZA,dan NPK
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui pH pupuk TSP, Urea , ZA dan NPKK
Dasar Prinsip
:
Konsentrasi ion (H+) dalam
suatu larutan encer umumnya sangat rendah tetapi sangat menentukan sifat-sifat
dari larutan,terutama larutan dalam air
Landasan Teori
:
Pupuk didefinisikan sebagai
material yang ditambahkan ketanah atau tajuk tanaman dengan tujuan untuk
melengkapi katersediaan unsur hara. Bahan pupuk yang paling awal adalah kotoran
hewan, sisa pelapukan tanaman dan arang kayu. Pemakaian pupuk kimia kemudian
berkembang seiring dengan ditemukannyadeposit garam kalsium di Jerman pada
tahun 1839.
Dalam pemilihan pupuk perlu diketahui terlebih dahulu jumlah
dan jenis unsur hara yang dikandungnya, serta manfaat dari berbagai unsur hara
pembentuk pupuk tersebut. Setiap kemasan pupuk yang diberi label yang
menunjukkan jenis dan unsur hara yang dikandungnya. Kadangkala petunjuk
pemakaiannya juga dicantumkan pada kemasan.karena itu, sangat penting untuk
membaca label kandungan pupuk sebelum memutuskan untuk membelinya. Selain
menentukan jenis pupuk yang tepat, perlu diketahui juga cara aplikasinya yang
benar, sehingga takaran pupuk yang diberikan dapat lebih efisien. Kesalahan
dalam aplikasi pupuk akan berakibat pada terganggunya pertumbuhan tanaman.
Bahkan unsur hara yang dikandung oleh pupuk tidak dapat dimanfaatkan tanaman.
Penggolongan Pupuk
Pupuk digolongkan menjadi dua, yakni pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai.
Contohnya adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari
sisa-sisa tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap jenis
unsur hara tersebut rendah. Sesuai dengan namanya, kandungan bahan organik
pupuk ini termasuk tinggi.
Pupuk anorganik atau pupuk buatan adalah jenis pupuk yang
dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki
prosentase kandungan hara yang tinggi. Menurut jenis unsur hara yang
dikandungnya, pupuk anorganik dapat dibagi menjadi dua yakni pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pada pupuk tunggal, jenis unsur hara yang dikandungnya hanya satu
macam. Biasanya berupa unsur hara makro primer, misalnya urea hanya mengandung
unsur nitrogen.
Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu
jenis unsur hara.Penggunaan pupuk ini lebih praktis karena hanya dengan satu
kali penebaran, beberapa jenis unsur hara dapat diberikan. Namun, dari sisi
harga pupuk ini lebih mahal. Contoh pupuk majemuk antara lain diamonium phospat
yang mengandung unsur nitrogen dan fosfor.
Menurut cara aplikasinya, pupuk buatan dibedakan menjadi dua
yaitu pupuk daun dan pupuk akar. Pupuk daun diberikan lewat penyemprotan pada
daun tanaman. Contoh pupuk daun adalah Gandasil B dan D, Grow More, dan
Vitabloom. Pupuk akar diserap tanaman lewat akar dengan cara penebaran di
tanah. Contoh pupuk akar adalah urea, NPK, dan Dolomit.
Menurut cara melepaskan unsur hara, pupuk akar dibedakan
menjadi dua yakni pupuk fast release dan pupuk slow release. Jika pupuk fast
release ditebarkan ke tanah dalam waktu singkat unsur hara yang ada atau
terkandung langsung dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Kelemahan pupuk ini adalah
terlalu cepat habis, bukan hanya karena diserap oleh tanaman tetapi juga
menguap atau tercuci oleh air. Yang termasuk pupuk fast release antara lain
urea, ZA dan KCL.
Pupuk slow release atau yang sering disebut dengan pupuk
lepas terkendali (controlled release) akan melepaskan unsur hara yang
dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. Dengan
demikian, manfaat yang dirasakan dari satu kali aplikasi lebih lama bila
dibandingkan dengan pupuk fast release. Mekanisme ini dapat terjadi karena
unsur hara yang dikandung pupuk slow release dilindungi secara kimiawi dan
mekanis.
Perlindungan secara mekanis berupa pembungkus bahan pupuk
dengan selaput polimer atau selaput yang mirip dengan bahan pembungkus kapsul.
Contohnya, polimer coated urea dan sulfur coated urea. Perlindungan secara
kimiawi dilakukan dengan cara mencampur bahan pupuk menggunakan zat kimia,
sehingga bahan tersebut lepas secara terkendali. Contohnya Methylin urea, Urea
Formaldehide dan Isobutilidern Diurea. Pupuk jenis ini harganya sangat mahal
sehingga hanya digunakan untuk tanaman-tanaman yang bernilai ekonomis tinggi.
Beberapa Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman, yaitu:
Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor
(P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Belerang (S), Besi (Fe), Mangan
(Mn), Boron (B), Mo, Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan Klor (Cl). Unsur hara tersebut
tergolong unsur hara Essensial.
Berdasarkan jumlah kebutuhannya bagi tanaman, dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
Unsur Hara Makro : Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam
jumlah besar.
Unsur Hara Mikro : Unsur hara yang diperlukan tanaman dalam
jumlah kecil.
Unsur hara makro meliputi : N, P, K, Ca, Mg, S dan unsur
hara mikro meliputi : Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, Cl
Alat & Bahan :
ð Alat :
- Tabung Reaksi
- Pengaduk
- Kertas Universal
ð Bahan :
- o Pupuk Urea
- o Pupuk ZA
- o Pupuk TSP
- o Air
- o pupuk NPK
Cara Kerja :
1. Memasukkan
contoh pupuk dalam tabung reaksi.
2. Melarutkan
dengan air dengan perbandingan contoh dan air (1 : 10).
3. Memeriksa pH larutan atau suspensi
diperiksa dengan kertas pH atau pH meter.
Pengamatan :
1.
pH
pada pupuk urea : 6
2.
pH pada pupuk ZA : 6
3.
pH pada pupuk TSP : 11
4.
pH pada pupuk NPK :
6
Kesimpulan :
Dari hasil pengamatan dan perhitungan dapat disimpulkan
bahwa pH pada pupuk urea = 6, pH pada pupuk ZA = 6,
pH pada pupuk TSP = 11, pH pada pupuk NPK = 6
Daftar Pustaka
:
Novizan. 1999. Pemupukan Yang Efektif. Makalah Pada Kursus
Singkat Pertanian. PT Mitratani Mandiri Perdana. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar