Sabtu, 18 April 2015

kadar air pada pupuk


LAPORAN  LENGKAP
         
Nama                                      :  Hasanuddin Dg Tawang
Kelas/Nis                               :  III.A / 124811
Kelompok                              :  A1.2
Tanggal Mulai                       :  19 April 2015
Tanggal Selesai                      :  19 April 2015        
Judul Penetapan                   :   Penetapan Kadar Air pada pupuk Urea,ZA dan TSP
Tujuan Penetapan                :   Untuk mengetahui kadar air yang terkandung pada pupuk Urea, ZA, dan TSP
 Dasar Prinsip                :
        Sampel dipanaskan secara langsung di dalam oven pada suhu 105 derajat C  bobot yang hilang selama pemanasan merupakan jumlah air yang terkandung dalam pupuk
Landasan Teori                      :
Metode Analisa Kadar Air
      Metode Pengeringan (Oven)
   Metode oven biasa/ pengeringan yang digunakan merupakan salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil terhadap pemanasan yang agak tinggi.
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah.

Kelemahannya antara lain:
-          Bahan lain di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
-          Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan sebagainya.
-          Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.

    PUPUK

Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik.Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis pupuk organik adalah kompos.


Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a.    Pupuk berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan kompos) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan, sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara efektif.
b.    Pupuk berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan, remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam, sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c.    Pupuk berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro (micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas penyerapan hara yang diberikan.



    "PUPUK UREA"

         Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah (prill) digunakan dalam pertaniansebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
         Karena penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan secara komersial).Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser. Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida) menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.

    “PUPUK TSP”
   Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate. Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam fosfat hasil proses sebelumnya




    “PUPUK ZA”

     Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk sintetis yang mengandung unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner  dkk.  (1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein, esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas belerang. Persenyawaan kedua zat tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung N 20,5 sampai 21%, bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman  dkk. (1993,  dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air, sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir dalam proses pembuatan pupuk ZA adalah pengeringan.  Pengeringan adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat (ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses pengeringan biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan menganalisa kinerja suatu  rotary dryer, perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan alat  tray dryer. Penelitian untuk memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al (2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioka oleh Dedi dkk (2009).


“PUPUK NPK”
.Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium.[1] Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan

 Fungsi setiap komponen
Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
·         N – nitrogen: membantu pertumbuhan vegetatif, terutama daun[2]
·         P – fosfor: membantu pertumbuhan akar dan tunas
·         K – kalium: membantu pembungaan dan pembuahan

Alat    :
         Petridish
        Spatula
         Eksikator
          Oven
          Tanur
          Gegep

Bahan
            Pupuk TSP, Urea, ZA
          
 Cara kerja :
1.         Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.         Menimbang bobot petridish kosong
3.         Menimbang petridish yang berisi sampel
4.         Memasukkan petridish yang berisi sampel dalam oven
5.         Memanaskan selama 2 jam
6.         Mendinginkan dalam eksikator
7.         Menimbang bobot petridish yang sudah didinginkan
Pengamatan              :
·        Bobot Petridish kosong (TSP) = 36.0156 g
·        Bobot Petridish kosong (ZA)   = 36.0404 g

·        Bobot  sampel  (TSP) = 1.0049 g
·        Bobot sampel  (ZA)    = 1.0038 g

·        Bobot setelah dikeringkan (1) (ZA)  = 37.0395 g
·        Bobot setelah dikeringkan (2) (ZA)   = 37.0365 g
·        Bobot setelah dikeringkan (1) (TSP) = 37.0152 g
·        Bobot setelah dikeringkan (2) (TSP) = 37.0141 g



Perhitungan:
Ø    Kadar Air (TSP)  = bobot yang hilang/ bobot sampel x 100%
                                   =0.0065 g/1.0049 g x 100%
                                      = 0.63 %

Ø    Kadar Air (ZA)  = bobot yang hilang/ bobot sampel x 100%
                                 = 0.0077 g/1.0038 g x 100%
                               = 0.76 %

Kesimpulan : Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa kadar air pada pupuk TSP adalah 0.63 % , pada pupuk ZA adalah 0.76 %
                                                                                                                                   Makassar, 19 April 2015
Daftar Pustaka                     :
o   http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk/diakses19april2015
o   http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_TSP/diaksess19april2015
o   http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA/diakses19april2015
o   http://id.wikipedia.org/wiki/Urea/diakses19april2015
o   http:heniprahesti.blogspot.com/analisa-kadar-air/diakses19april2015
o   http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_NPK/diaksess19april2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar