LAPORAN LENGKAP
Nama : Hasanuddin Dg Tawang
Kelas/Nis : III.A / 124811
Kelompok : A1.2
Tanggal Mulai : 19 April 2015
Tanggal Selesai : 19 April 2015
Judul Penetapan : Penetapan Kadar Air pada pupuk Urea,ZA dan
TSP
Tujuan Penetapan : Untuk mengetahui kadar air yang terkandung
pada pupuk Urea, ZA, dan TSP
Dasar Prinsip :
Sampel
dipanaskan secara langsung di dalam oven pada suhu 105 derajat C bobot yang hilang selama pemanasan merupakan
jumlah air yang terkandung dalam pupuk
Landasan Teori :
Metode Analisa Kadar Air
Metode
Pengeringan (Oven)
Metode oven biasa/ pengeringan yang digunakan merupakan
salah satu metode pemanasan langsung dalam penetapan kadar air suatu bahan
pangan. Dalam metode ini bahan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga semua air
menguap yang ditunjukkan oleh berat konstan bahan setelah periode pemanasan
tertentu. Kehilangan berat bahan yang terjadi menunjukkan jumlah air yang
terkandung. Metode ini terutama digunakan untuk bahan-bahan yang stabil
terhadap pemanasan yang agak tinggi.
Prinsipnya menguapkan air yang ada dalam bahan dengan jlaan
pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan berarti semua air
sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah.
Kelemahannya antara lain:
- Bahan lain
di samping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap misalnya
alkohol, asam asetat, minyak atsiri, dan lain-lain.
- Dapat
terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau zat mudah menguap
lain. Contoh gula mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami
oksidasi dan sebagainya.
- Bahan yang
mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya
meskipun sudah dipanaskan.
PUPUK
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman untuk mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu
berproduksi dengan baik.Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun
non-organik (mineral). Pupuk berbeda dari suplemen. Pupuk mengandung bahan baku
yang diperlukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sementara suplemen
sepertihormon tumbuhan membantu kelancaran proses metabolisme. Meskipun
demikian, ke dalam pupuk, khususnya pupuk buatan, dapat ditambahkan sejumlah
material suplemen.
Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan
tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu
sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk
dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun. Salah satu jenis
pupuk organik adalah kompos.
Macam-macam pupuk
Dalam praktik sehari-hari, pupuk biasa
dikelompok-kelompokkan untuk kemudahan pembahasan. Pembagian itu berdasarkan
sumber bahan pembuatannya, bentuk fisiknya, atau berdasarkan kandungannya.
a. Pupuk
berdasarkan sumber bahan
Dilihat dari sumber pembuatannya, terdapat dua kelompok
besar pupuk: (1) pupuk organik atau pupuk alami (misal pupuk kandang dan
kompos) dan (2) pupuk kimia atau pupuk buatan. Pupuk organik mencakup semua
pupuk yang dibuat dari sisa-sisa metabolisme atau organ hewan dan tumbuhan,
sedangkan pupuk kimia dibuat melalui proses pengolahan oleh manusia dari
bahan-bahan mineral. Pupuk kimia biasanya lebih "murni" daripada
pupuk organik, dengan kandungan bahan yang dapat dikalkulasi. Pupuk organik
sukar ditentukan isinya, tergantung dari sumbernya; keunggulannya adalah ia
dapat memperbaiki kondisi fisik tanah karena membantu pengikatan air secara
efektif.
b. Pupuk
berdasarkan bentuk fisik
Berdasarkan bentuk fisiknya, pupuk dibedakan menjadi pupuk
padat dan pupuk cair. Pupuk padat diperdagangkan dalam bentuk onggokan,
remahan, butiran, atau kristal. Pupuk cair diperdagangkan dalam bentuk
konsentrat atau cairan. Pupuk padatan biasanya diaplikan ke tanah/media tanam,
sementara pupuk cair diberikan secara disemprot ke tubuh tanaman.
c. Pupuk
berdasarkan kandungannya
Terdapat dua kelompok pupuk berdasarkan kandungan: pupuk
tunggal dan pupuk majemuk. Pupuk tunggal mengandung hanya satu unsur, sedangkan
pupuk majemuk paling tidak mengandung dua unsur yang diperlukan. Terdapat pula
pengelompokan yang disebut pupuk mikro, karena mengandung hara mikro
(micronutrients). Beberapa merk pupuk majemuk modern sekarang juga diberi
campuran zat pengatur tumbuh atau zat lainnya untuk meningkatkan efektivitas
penyerapan hara yang diberikan.
"PUPUK
UREA"
Sekitar 90%
urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Urea dalam bentuk butiran curah
(prill) digunakan dalam pertaniansebagai pupuk kimia pemasok unsur nitrogen. Di
tanah, urea akan terhidrolisis dan melepaskan ion amonium. Kandungan N pada
urea adalah 46%, tetapi yang tergunakan oleh tanaman biasanya separuhnya.
Karena
penting dalam pembangunan pertanian, pupuk urea seringkali disubsidi oleh
pemerintah suatu negara, termasuk Indonesia. Di pasaran Indonesia, pupuk urea
dipasarkan dalam dua bentuk: bersubsidi (berwarna merah muda, digunakan untuk
bantuan pembangunan) dan tidak bersubsidi (berwarna putih, untuk dipasarkan
secara komersial).Pupuk urea dihasilkan sebagai produk samping pengolahan gas
alam atau pembakaran batu bara. Karbon dioksida yang dihasilkan dari kegiatan
industri tersebut lalu dicampur dengan amonia melalui proses Bosch-Meiser.
Dalam suhu rendah, amonia cair dicampur dengan es kering (karbondioksida)
menghasilkan amonium karbamat. Selanjutnya, amonium karbamat dicampur dengan
air ditambah energi untuk menghasilkan urea dan air.
“PUPUK TSP”
Pupuk TSP adalah nutrient anorganik yang digunakan untuk
memperbaiki hara tanah untuk pertanian. TSP artinya triple super phosphate.
Rumus kimianya Ca(H2PO4). Kadar P2O5 pupuk ini sekitar 44-46%, namun di
lapangan bisa mencapai 56 %. TSP dibuat dengan sistem proses. Pada
pembuatannya, batuan alam (rockphosphate) fluor apatit diasamkam dengan asam
fosfat hasil proses sebelumnya
“PUPUK ZA”
Ammonium Sulfat (ZA) merupakan salah satu jenis pupuk
sintetis yang mengandung unsur hara N. Pupuk ammonium sulfat dikenal juga
dengan nama ZA (Zwavelzure Amonium). Unsur hara N yang berasal dari Urea dan ZA
merupakan hara makro utama bagi tanaman selain P dan K dan seringkali menjadi
faktor pembatas dalam produksi tanaman. Menurut Gardner dkk.
(1991), defisiensi N membatasi pembesaran sel dan pembelahan sel. N
berperan sebagai bahan penyusun klorofil dan asam amino, pembentuk protein,
esensial bagi aktivasi karbohidrat, dan komponen enzim, serta menstimulasi
perkembangan dan aktivitas akar serta meningkatkan penyerapan unsur-unsur hara
yang lain (Olson dan Kurtz, 1982). Pupuk ZA dibuat dari gas amoniak dan gas
belerang. Persenyawaan kedua zat tersebut menghasilkan pupuk ZA yang mengandung
N 20,5 sampai 21%, bersifat tidak higroskopis. Menurut Hilman dkk. (1993,
dalam Widyastuti, 1996), pupuk N dalam bentuk ammonium sulfat (ZA) yang
diberikan ke dalam tanah pertama-tama akan diserap (adsorpsi) oleh kompleks
koloid tanah dan bentuk N (NH4+) cenderung tidak hilang dan tercuci air,
sedangkan urea dapat segera larut dalam air. Tahap akhir dalam proses pembuatan
pupuk ZA adalah pengeringan. Pengeringan
adalah proses untuk menghilangkan sejumlah cairan volatileyang terdapat dalam
padatan dengan cara evaporasi. Dalam industri pupuk seperti ammonium sulfat
(ZA), superfosfat (SP), dan natrium fosfat kalium (NPK), proses pengeringan
biasanya dilakukan dengan menggunakan rotary dryer. Untuk dapat mendesain dan
menganalisa kinerja suatu rotary dryer,
perlu diketahui terlebih dahulu karakteristik pengeringan bahan padat yang
dikeringkan. Hal ini dapat dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan
alat tray dryer. Penelitian untuk
memperoleh data karakteristik telah dilakukan oleh sejumlah peneliti, antara
lain : pengeringan limbah padat dari ekstraksi minyak zaitun oleh Doymaz et al
(2003), pengeringan ampas wortel oleh Singh et al (2006), pengeringan biji
anggur oleh Roberts et al (2008), dan pengeringan limbah padat tapioka oleh
Dedi dkk (2009).
“PUPUK NPK”
.Pupuk NPK adalah pupuk buatan yang berbentuk cair atau padat yang mengandung unsur
hara utama nitrogen, fosfor, dan kalium.[1] Pupuk NPK merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang paling umum digunakan
Fungsi setiap komponen
Ketiga unsur dalam pupuk NPK membantu pertumbuhan tanaman dalam
tiga cara. Penjelasan singkatnya adalah sebagai berikut:
·
P – fosfor: membantu
pertumbuhan akar dan tunas
·
K – kalium: membantu
pembungaan dan pembuahan
Alat :
Petridish
Spatula
Eksikator
Oven
Tanur
Gegep
Bahan
Pupuk TSP,
Urea, ZA
Cara kerja :
1. Menyiapkan
alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Menimbang
bobot petridish kosong
3. Menimbang
petridish yang berisi sampel
4. Memasukkan
petridish yang berisi sampel dalam oven
5. Memanaskan
selama 2 jam
6.
Mendinginkan dalam eksikator
7. Menimbang bobot petridish yang sudah
didinginkan
Pengamatan
:
· Bobot
Petridish kosong (TSP) = 36.0156 g
· Bobot
Petridish kosong (ZA) = 36.0404 g
· Bobot sampel (TSP) = 1.0049 g
· Bobot sampel (ZA)
= 1.0038 g
· Bobot setelah dikeringkan (1) (ZA) = 37.0395 g
· Bobot setelah dikeringkan (2) (ZA)
= 37.0365 g
· Bobot setelah
dikeringkan (1) (TSP) = 37.0152 g
· Bobot setelah
dikeringkan (2) (TSP) = 37.0141 g
Perhitungan:
Ø Kadar Air (TSP) = bobot yang hilang/ bobot sampel x 100%
=0.0065 g/1.0049 g x
100%
= 0.63 %
Ø Kadar Air (ZA) = bobot yang hilang/ bobot sampel x 100%
= 0.0077 g/1.0038 g x 100%
= 0.76 %
Kesimpulan : Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa
kadar air pada pupuk TSP adalah 0.63
% , pada pupuk ZA adalah 0.76
%
Makassar,
19 April 2015
Daftar Pustaka :
o
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk/diakses19april2015
o
http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_TSP/diaksess19april2015
o http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_ZA/diakses19april2015
o
http://id.wikipedia.org/wiki/Urea/diakses19april2015
o
http:heniprahesti.blogspot.com/analisa-kadar-air/diakses19april2015
o http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_NPK/diaksess19april2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar